Sabtu, 14 Mei 2011

Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problema kesehatan utama di negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Di Indonesia penyakit jantung koroner saat ini menempati posisi pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia. Sebanyak 40% orang yang meninggal karena serangan jantung tidak mengetahui kalau dirinya mengidap penyakit jantung koroner. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner sehingga usaha pencegahan harus bentuk multifaktorial juga. Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara pengendalian faktor faktor resiko Penyakit Jantung Koroner dan merupakan hal yang cukup penting dalam usaha pencegahan PJK, baik primer maupun sekunder. Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang sehat tetapi mempunyai resiko tinggi, sedangkan sekunder merupakan upaya memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita. Berbagai Penelitian telah dilakukan selama 50 tahun lebih dimana didapatlah variasi insidens PJK yang berbeda pada geografis dan keadaan sosial tertentu yang makin meningkat sejak tahun 1930 dan mulai tahun 1960 merupakan Penyebab Kematian utama di negara Industri. Mengapa didapatkan variasi insidens yang berbeda saat itu belum diketahui dengan pasti, akan tetapi didapatkan jelas terjadi pada keadaan keadaan tertentu. Penelitian epidemiologis akhirnya mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian dengan pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, dsb yang dapat dibuktikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya PJK antara lain: umur, kelamin ras, geografis, keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet, perilaku dan kebiasaan lainnya, stress serta keturunan.


Menurut ahli internis kardiologis RS Pusat Pertamina Jakarta dr Djoko Maryono, berdasarkan survei Lembaga JNC 7 dan NCEP ATP III, ada dua faktor risiko PJK, yaitu faktor yang bisa diubah dan yang tidak bisa diubah. ''Yang tidak bisa diubah misalnya umur. Makin tua seseorang, maka makin gampang dia terkena penyakit jantung koroner,'' kata Djoko pada pemaparan hasil studi Anglo Scandinavian Cardiac Outcames Trial (ASCOT) tentang CVD.


Pria yang berusia diatas 55 tahun dan wanita yang berusia diatas 65 tahun, ujar Djoko, sangat rentan terserang PJK. Namun, kini mereka yang berusia muda pun sudah ada yang terserang PJK.


Selain umur, riwayat keluarga dan jenis kelamin juga merupakan faktor yang tidak bisa berubah. Anak dari orang tua yang menderita PJK mempunyai kemungkinan besar terserang penyakit ini. Sedangkan kaum pria lebih gampang terkena penyakit ini dibandingkan wanita. Faktor yang bisa diubah adalah kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, hipertensi, obesitas (terutama di perut), kurang aktivitas fisik, dan diabetes.


Pria yang lingkar perutnya di atas 90 sentimeter dan wanita lebih dari 80 sentimeter mempunyai kecenderungan kuat terkena penyakit ini. ''PJK lebih banyak menyerang penduduk di wilayah Asia Pasifik jika dibandingkan kawasan lain. Ini karena penduduk negara-negara Asia Pasifik kurang berolahraga,'' papar Djoko.


Joko menyatakan tidak ada gejala-gejala yang spesifik dari PJK. Tapi biasanya gejalanya persis seperti orang masuk angin. Makanya, penyakit ini sering disebut sindrom masuk angin. Berdasarkan pengamatannya, orang yang mempunyai gejala masuk angin, setelah dicek ternyata 20 persen di antaranya positif menderita PJK.


Secara umum orang yang menderita Penyakit Jantung Koroner menujukkan gejala-gejala lemas, nyeri di dada kiri yang kemudian menjalar ke lengan kiri dan leher yang disertai kembung di perut. ''Jika Anda merasa masuk angin dengan disertai beberapa gejala tersebut, segera bawa ke dokter. Jangan remehkan masuk angin karena bisa jadi itu merupakan gejala jantung koroner,'' tandasnya.


Jika suatu saat Anda terserang gejala-gejala PJK, maka ada beberapa hal yang harus Anda lakukan :



Segeralah beristirahat dan jangan banyak bergerak. Ini untuk mengurangi gejala-gejala yang timbul semakin parah.





Sedangkan untuk mencegah PJK, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai berikut:



Pola makan yang sehat. Jauhilah makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi, seperti junk food (makanan tak sehat karena mengandung lemak dan gula berlebihan),Jauhi stres.Hindarilah merokok.Perbanyak aktivitas fisik, seperti olahraga dan aktivitas lainnya.



Dapatkan informasi pengobatan jantung koroner yang tepat aman efesien dan efektif lihat juga testimoni orang yang telah merasakan manfaatnya klik obat penyakit jantung

16 komentar:

  1. saatnya beralih ke obat herbal dan mari mulai hidup lebih sehat dengan xamthone plus!

    BalasHapus
  2. xamthone plus sangat bagus untuk mengobati jantung koroner dan sakit pinggang

    BalasHapus
  3. penyakit jantung koroner lebih baik diobati secara almi.

    BalasHapus
  4. selain itu xamthone plus juga berkhasiat untuk awet muda bila dikonsumsi jangka panjang!

    BalasHapus
  5. dengan obat yang serba alami hidup terasa lebih sehat,apalagi dengan mengkonsunsi obat herbal xamthone plus,hidup ini akan terjaga dari berbagai penyakit,,

    BalasHapus
  6. makasih banyak info kesehatannya..
    sangat membantu sekali

    BalasHapus
  7. jus kulit manggis xamthone plus untuk berbagai macam penyakit..
    aman dan sangat berkhasiat tanpa efek samping apapun..

    BalasHapus
  8. info yg baguss tentang penyakit jantung koroner

    BalasHapus
  9. semua penyakit kanker termasuk kanker prostat memamg mengerikan gan

    BalasHapus
  10. terimakasih atas informasi yang bermanfaat dan semoga sukses ..

    BalasHapus
  11. mantap gan semoga bermanfaat dan semoga menjadi amal ..

    BalasHapus